LOMBOK TIMUR – Berbicara mutu pembangunan Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik swakelola tipe 1 bisa diuji dan dibandingkan dengan proyek pengerjaaan tender. Tidak heran membutuhkan waktu lama, karena dalam pengerjaannya mengedepankan azas kehati hatian.
Hal itu disampaikan Tontowi Johari, M.Pd, Kepala SMK Bajang NWDI Ajan Desa Loyok Kecamatan Sikur saat ditemui para awak media, Minggu, (15/1/2023).
Menurutnya, selain mengutamakan mutu, juga dalan pengerjaaan fisik Swakelola juga memberdayakan masyarakat lokal setempat.
“Rekan rekan media bisa saksikan sendiri, Ruang Praktik Tata Busana yang dibangun di SMK Bajang kwalitas bangunannya sudah berstandar industri,” ucapnya.
Hal itu menurutnya sebagai wujud dalam mensukseskan program Gubernur NTB yakni SMK Gemilang Karya menuju industrilisasi. Betapa tidak, dari bahan material yang dipergunakan serta dari proses pengerjaan nya. Tidak heran jika DAK tahun 2022 membutuhkan waktu lama, karena mengedepan mutu dari bangunan itu sendiri jika dibandingkan dengan proses tender.
Penjelasan yang sama disampaikan Sajidi, Kepala tukang yang mengerjakan proyek Dak Fisik 2022, SMK Bajang NWDI Ajan. Ia mengakui spesifikasi bangunan yang dikerjakannya, selama beberapa bulan terakhir sangat berkualitas.
Meskipun diakui pengerjaan DAK ini terbilang rumit, namun bisa dibuktikan kwalitasnya bangunan yang sangat paten, selain menjadi pengalaman baru menurutnya kwalitas seperti itu pernah ia temukan. Meskipun puluhan tahun makan garam dalam mengerjakan bangunan.
“Selama menjadi tukang, baru saat ini saya temukan spek bangunan yang begitu paten dan proses pembangunannya tetap terkontrol dan betul-betul dikerjakan sesuai gambar yang ada,” bebernya.
Dijelaskan Sajidi, DAK SMK sistem swakelola yang ia kerjakan telah mencapai progres 90 persen, dengan lama pengerjaan 70 hari. “Dalam waktu dekat akan masuk dalam tahap finishing” imbuhnya.
“Kami sangat bersyukur bisa dilibatkan dalam proyek DAK swakelola ini, dapat memberdayakan masyarakat lokal. Serta bisa membiayai kebutuhan hidup dan membiayai pendidikan anak anak,” tutup Sajidi.